SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM (STIH)
"SUNAN GIRI" MALANG
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan Rahmat dan karuniah-Nya kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini adalah tugas
mata kuliah Sosiologi oleh Bapak Salamet, SH.,MH selaku dosen di
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)”Sunan Giri” Malang. Tempat dimana penulis
melanjutkan jenjang pendidikan. Oleh karena itu tugas ini sangat bermutu
sebagai pemula seperti penulis untuk mengetahui dan memahami sistem Hukum yang
ada di Negara ini.
Dengan
demikian makalah ini penulis buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat bagi sifitas akademika khusnya terhadap saudara/i seperjuangan di
STIH. Namun tidak menutup kemungkinan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis,
tentunya untuk kepentingan proses peningkatan cakrawala berfikir kita bersama
dalam memahami hakekat Hukum itu sendiri. Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengatar ……………………………………………………………………………….. i
Daftar
isi ……………………………………………………………………………………..
ii
BAB I:
Pendahuluan ………………………………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang ……………………………………………...…………………… 1
B.
Rumusan Masalah
…………………………………………………………….... 1
C.
Tujuan …………………………………………………………………………... 1
BAB II:
Pembahasan ………………………………………………………………………. 2
A.
Perilaku Sosial ………………………………………………………………….. 2
B.
Perilaku
Masyarakat …………………..................................................................
3
C.
Perilaku
Kelompok …………………………………............................................ 4
D.
Perilaku
Individu ……………………………………………………………....... 6
E.
Pengertian
Budaya ……………………………………………………………... 9
BAB
III: Penutup …………………………………………………………………………... 10
A.
Kesimpulan ………………………………………………………………..….. 10
Daftar
Pustaka ………………………………………………………….…………………..
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa yang
sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial diantaranya faktor
kepribadian seseorangPerilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan
seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain
ataupun orang yang melakukannya sedang sosial adalah keadaan dimana terdapat
kehadiran orang lain. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam
situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran
orang lain.Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh
sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara
bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan
oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial
yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan
berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara memahami
perilaku social?
2. Apakah perilaku
masyarakat itu?
3. Bagaimana cara untuk
mengetahui cara perilaku kelompok?
4. Bagaimanakah perilaku
individu/ personal itu?
5. Apakah budaya itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perilaku
social
2. Untuk memahami perilaku
masyarakat
3. Untuk memahami perilaku
kelompok
4. Untuk mengetahui perilaku
individu/ personal
5. Untuk memahami pengertian
budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku sosial
Perilaku adalah
merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati,
digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya sedang
sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Perilaku sosial
adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang
berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. Dapat diartikan
juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.
Menurut Krech,
Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial
seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan
hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi
seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim,
2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan,
atau rasa hormat terhadap orang lain.
1. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Beberapa yang sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial
diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya
juga mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang
mempengaruhi perilaku yaitu: faktor Biologis, faktor Psikologis, dan
faktor Sosiologis
Menurut Lowrence
Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi (predis posing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam linkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong (reinforcement factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku, kebijakan dan lain – lain.
Baron dan Byrne
berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial
seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan
karakteristik orang lain
b. Proses
kognitif
c. Faktor
lingkungan
d. Tatar Budaya
sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
2. Bentuk dan Jenis
Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap
sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara
kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan
terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah
satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya
merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang
berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan
perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat
jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.
Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan
pola respon antar pribadi, yaitu :
1.
Kecenderungan Perilaku Peran
a. Sifat pemberani dan pengecut secara social b. Sifat
berkuasa dan sifat patuh
c. Sifat inisiatif secara sosial dan pasif d. Sifat
mandiri dan tergantung
2. Kecenderungan perilaku
dalam hubungan sosial
a. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain c. Sifat ramah
dan tidak ramah
b. Suka bergaul dan tidak suka bergaul d. Simpatik atau tidak simpatik
3. Kecenderungan perilaku
ekspresif
a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka
bekerja sama)
b. Sifat agresif dan tidak agresif
c. Sifat kalem atau tenang secara social
d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri
B. Perilaku Masyarakat
Masyarakat dan kebudayaannya
pada dasarnya merupakan tayangan besar
dari kehidupan bersama antara individu-individu manusia yang bersifat dinamis.
Pada masyarakat yang kompleks (majemuk)
memiliki banyak kebudayaan dengan standar perilaku yang berbeda dan
kadangkala bertentangan, Perkembangan kepribadian individu pada masyarakat ini
sering dihadapkan pada model-model perilaku yang suatu saat diimbali sedang
saat yang lain disetujui oleh beberapa kelompok namun dicela atau dikutuk oleh
kelompok lainnya, dengan demikian seorang anak yang sedang berkembang akan
belajar dari kondisi yang ada, sehingga perkembangan kepribadian anak dalam masyarakat
majemuk menunjukkan bahwa pola asuh dalam keluarga lebih berperan karena
pengalaman yang dominan akan membentuk kepribadian, satu hal yang perlu
dipahami bahwa pengalaman seseorang tidak hanya sekedar bertambah dalam proses
pembentukan kepribadian, namun terintegrasi dengan pengalaman sebelumnya,
karena pada dasarnya kepribadian yang memberikan corak khas pada perilaku dan
pola penyesuaian diri, tidak dibangun dengan menyusun suatu peristiwa atas
peristiwa lain , karena arti dan pengaruh suatu pengalaman tergantung pada
pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya.
C. Perilaku Kelompok
Kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling
bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat
formal maupun informal. Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan oleh
struktur organisasi, dengan penegasan yang ditunjuk untuk menjalankan
tugas-tugas. Dalam kelompok Dalam kelompok formal, perilaku-perilaku yang
seharusnya dtunjukkan dalam kelompok ditentukan oleh dan diarahkan untuk tujuan
organisasi.
Kelompok-kelompok sering
terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih karakteristik
yang sama. Kami menyebut formasi ini kelompok persahabatan
persekutuan social, yang sering dikembang luaskan dari situasi kerja.
a. Tahap-Tahap Perkembangan
Kelompok
* Tahap Pembentukan (forming): Tahap pembentukan ini dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai
maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Para
anggota menguji coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang diterima
baik.
* Tahap Keributan (storming): Tahap Keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok. Para anggota
menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan kendala-kendala yang
dikenakan oleh kelompok terhadap individualis.
*
Tahap Penormaan (norming): Tahap Penormaan adalah tahap
dimana hubungan yang karib dan kelompok memperagakan kesalingtarikan. Sekarang
ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.
*
Tahap Pelaksanaan (performing): Pada
titik ini struktur itu telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik. Energi
Kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain ke kepelaksanaan
tugas di depan mata.
*
Tahap Penundaan (adjourning): Dalam tahap ini, kelompok
mempersiapkan pembubaran. Kinerja tugas tinggi tidak lagi merupakan prioritas
puncak kelompok itu. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan ke penyelesaian
aktivitas. Respon
anggota kelompok beraneka dalam tahap ini.
b. Karakteristik kepribadian
Kesimpulan umum adalah bahwa atribut yang cenderung, mempunyai konotasi
positif dalm budaya kita cenderung berhubungan positif terhadap produktifitas,
semangat dan kekohesian kelompok. Ini mencangkup ciri-ciri seperti misalnya
kemahiran bergal, inisiatif, keterbukaan dan kelenturan. Konrtras dengan itu,
karakteristik yang dievaluasi secara negative seperti misalnya otoritariarisme,
dominasi dan tidakkonvensionalan cenderung berhubungan secara negative dengan
variabel-variabel bergantung. Ciri-Ciri kepribadian ini mempengaruhi bagaimana
individu itu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain.
c. Stuktur Kelompok
Kelompok kerja gerombolan yang tidak terorganisasi. Kelompok kerja
mempunyai suatu struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan
untuk menjelaskan dan meramalkan bagian besar dari perilaku individual di dalam
kelompok itu sendiri.
d. Peran
Semua anggota adalah aktor,
masing-masing memainkan suatu peran. Yang kami maksud dengan istilah ini adalah
seperangkat pola perilaku yang diharapkan dikaitkan pada seseorang yang
menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu unit.
D. Perilaku Individu
Dalam ilmu
management, seorang manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana setiap
individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan
terhadap perilaku individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi
individu.
Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
·
karakteristik biografis
1. Umur 3. Status kawin
2. Jenis kelamin 4. masa kerja
·
Kemampuan
1. kemampuan fisik 2. kemampuan intelektual
·
Kepribadian
·
Proses belajar
·
Persepsi
·
Sikap
·
Kepuasan kerja
Perilaku Individu dalam
organisasi antara lain :
·
Produktifitas kerja
·
Kepuasan kerja
·
Tingkat absensi
·
Tingkat turnover
Dasar-dasar
Perilaku Individu yang mempunyai karakteristik individu.
1. Karakteristik Biografis
1. Karakteristik Biografis
Yaitu
karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang
objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
* Umur
(age)
* Jenis
kelamin (gender)
* Status kawin
(martial status)
*Masa kerja
2. Kemampuan
Yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan.
·
kemampuan intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental.
misalnya : berpikir,menganalisis, memahami. yang mana dapat diukur dalam
berbrntuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
·
kemampuan fisik. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
3. Kepribadian
Merupakan cara
individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk
dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh
lainnya), dan juga situasi. ciri dari
kepribadian adalah : Merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan
perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas,
ambisius, setia.
4. Proses Belajar (pembelajaran)
4. Proses Belajar (pembelajaran)
Adalah bagaimana
kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang
belajar. belajar adalah : setiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
·
belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
·
perubahan harus relatif permanen
·
belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku
·
beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar.
pengalaman dapat diperoleh lewat pengamatan langsung atau tidak langsung
(membaca) atau lewat praktek.
5. Persepsi
Merupakan suatu
proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan
kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
·
persepsi selektif, orang-orang yang secara
selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan, latar
belakang, pengalaman, dan sikap.
·
efek halo, menarik suatu kesan umum
mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal (kesan pertama)
·
efek kontras, evaluasi dari
karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain
yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada
karakteristik yang sama.
·
proyeksi, menghubungkan
karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.
·
stereotype, menilai seseorang atas
dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut (menggeneralisasikan)
6. Sikap
Adalah
pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan)
mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang
merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
komponen sikap :
komponen sikap :
·
kognitif, segmen pendapat atau
keyakinan dari suatu sikap
·
afektif, segmen emosional dari
suatu sikap
·
perilaku,suatu maksud untuk perilaku
dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
7. Kepuasan kerja
Adalah suatu
sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau
tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
apa yang menetukan kepuasan kerja ?
apa yang menetukan kepuasan kerja ?
·
kerja yang secara mental
menantang.
·
ganjaran yang pantas. sistem
·
kondisi kerja yang mendukung.
·
rekan kerja yang mendukung.
·
kesesuaian kepribadian
dengan pekerjaan.
kepuasan kerja yang rendah,
mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat
tingkat produktifitas rendah juga.
E. Pengertian Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan dalam Pandangan Sosiologi :
1. Keseluruhan (total) atau pengorganisasian way of
life termasuk nilai-nilai, norma-norma, institusi, dan artifak yang dialihkan
dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui proses
belajar (Dictionary of Modern Sociology).
2. Francis Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah
:
• Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
• Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
3. Bounded et.al (1989), kebudayaan. adalah sesuatu
yang terbentuk oleh Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan manusia melalui
simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai
rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan
dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.
4. Mitchell (ed) dalam Dictionary of Soriblogy
mengemukakan, kebudayaan adalah sebagian dari perulangan keseluruhan tindakan
atau aktivitas manusia (dan produk yang dihasilkan manusia) yang telah
memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku sosial
adalah suasa saling ketegantaungan satu dengan yang lain dan merupakan
keseharusan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Untuk itu manusia
diharapkan dapat bekerja sama, saling menghormati dan toleran dalah hidup
bermasyarakat agar tercipta keharmonisan dalam lingkungan. Masyarakat dan kebudayaannya pada dasarnya merupakan tayangan besar dari kehidupan
bersama antara individu-individu manusia yang bersifat dinamis. Kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling
bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat
formal maupun informal. Dalam ilmu management, seorang manager harus mengetahui
perilaku individu. Dimana setiap individu ini tentu saja memiliki karakteristik
individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Wikipedia.org
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar